CNG.online: - Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para siswa di Indonesia harus bersikap optimistis terhadap bangsa dan negeri sendiri. Dengan bonus demografi serta potensi yang dimiliki Indonesia, dia mendorong agar para siswa dan siswi menjadi pemimpin di tempatnya masing-masing kelak.
"Anak-anak di sini harus postive thinking, optimistis, jangan ada perasaan pesimistis pada masa depan. Harus yakin itu, karena kita masih meiliki bonus demografi, sumber daya alam jauh lebih baik dari negara lain," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3), di depan siswa-siswi Taruna Nusantara.
Presiden memaparkan, bonus demografi Indonesia yaitu jumlah penduduk yang besar, yang mencapai 240 juta orang yang bisa dijadikan kekuatan, antara lain modal tenaga kerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Indonesia, kata presiden, saat ini masuk dalam 16 ekonomi terbesar dan pada 2030 ditargetkan menjadi salah satu dari tujuh negara ekonomi terkuat. Meskipun demikian, Indonesia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah.
"Memang masih banyak kekurangan, tantangan. Kemiskinan masih ada 28 juta penduduk, pengangguran 7,2 juta yang harus dicarikan jalan keluarnya. Tapi kalau ekonomi naik 5,7 persen tahun depan, hal-hal yang tadi disampaikan bisa diselesaikan," katanya.
Sementara itu produk domestik bruto (PDB ) Indonesia masuk tiga besar di Asia Tenggara.
Dengan kondisi demikian, Jokowi mendorong agar para siswa-siswi yang akan menjadi penerus masa depan ini mengetahui potensi negerinya. Namun dua hal yang menjadi tugas besar saat ini adalah mengurangi angka kemiskinan dan memberantas korupsi.
"Kemiskinan, korupsi. Posisi kita masih ada di sini. Di ASEAN kalah dengan Singapura, Filipina, Thailand. Ini tugas berat," katanya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------BPS: Februari Terjadi Deflasi 0,36% CNG.online: - Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bulan Februari 2015 mengalami deflasi sebesar 0,36 persen. Sehingga, sejak awal tahun ini, Indonesia sudah mengalami deflasi dua bulan berturut-turut. Dengan demikian, laju inflasi selama 2015 secara year to date adalah -0,61 persen. Sementara dibandingkan dengan Februari 2014 (year on year), laju inflasi sebesar 6,29 persen.
Deflasi Februari 2015 ini menjadi yang tertinggi kedua sejak 1985 sebesar 0,5 persen.
"Harga beras naik. Tapi Februari justru kita deflasi. Sebabnya masih dari faktor turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) pada 19 Januari menjadi Rp 6.000," kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo dalam konferensi pers di Jakarta, senin (2/3).
Dia mengatakan, deflasi juga terjadi pada harga cabai yang masih relatif murah. Meski angkutan udara naik karena imlek, namun angkutan kota menurun. “Jadi ini yang menyebabkan deflasi meskipun harga beras naik tajam,” ujar Sasmito.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan memiliki sebesar 1,47 persen.
"Yang mengalami penurunan harga pada Februari 2015 yaitu cabai merah, bensin, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras. Untuk cabai merah faktornya karena distribusi lancar dan sedang masa panen," ujar Sasmito.
Deflasi terjadi di 82 kota indeks harga konsumen (IHK), yakni 70 kota deflasi dan 12 kota inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi mencapai -2,35 persen, sedangkan terendah terjadi di Jayapura -0,04 persen. "Inflasi tertinggi di Tual sebesar 3,20 persen karena harga ikan naik. Padahal ini daerah kepulauan," ujar Sasmito.
Sementara itu, untuk inflasi inti mencapai 0,34 persen dan inflasi inti tahun ke tahun masih bertahan mencapai 4,96 persen.
"Anak-anak di sini harus postive thinking, optimistis, jangan ada perasaan pesimistis pada masa depan. Harus yakin itu, karena kita masih meiliki bonus demografi, sumber daya alam jauh lebih baik dari negara lain," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3), di depan siswa-siswi Taruna Nusantara.
Presiden memaparkan, bonus demografi Indonesia yaitu jumlah penduduk yang besar, yang mencapai 240 juta orang yang bisa dijadikan kekuatan, antara lain modal tenaga kerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Indonesia, kata presiden, saat ini masuk dalam 16 ekonomi terbesar dan pada 2030 ditargetkan menjadi salah satu dari tujuh negara ekonomi terkuat. Meskipun demikian, Indonesia masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah.
"Memang masih banyak kekurangan, tantangan. Kemiskinan masih ada 28 juta penduduk, pengangguran 7,2 juta yang harus dicarikan jalan keluarnya. Tapi kalau ekonomi naik 5,7 persen tahun depan, hal-hal yang tadi disampaikan bisa diselesaikan," katanya.
Sementara itu produk domestik bruto (PDB ) Indonesia masuk tiga besar di Asia Tenggara.
Dengan kondisi demikian, Jokowi mendorong agar para siswa-siswi yang akan menjadi penerus masa depan ini mengetahui potensi negerinya. Namun dua hal yang menjadi tugas besar saat ini adalah mengurangi angka kemiskinan dan memberantas korupsi.
"Kemiskinan, korupsi. Posisi kita masih ada di sini. Di ASEAN kalah dengan Singapura, Filipina, Thailand. Ini tugas berat," katanya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------BPS: Februari Terjadi Deflasi 0,36% CNG.online: - Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan bulan Februari 2015 mengalami deflasi sebesar 0,36 persen. Sehingga, sejak awal tahun ini, Indonesia sudah mengalami deflasi dua bulan berturut-turut. Dengan demikian, laju inflasi selama 2015 secara year to date adalah -0,61 persen. Sementara dibandingkan dengan Februari 2014 (year on year), laju inflasi sebesar 6,29 persen.
Deflasi Februari 2015 ini menjadi yang tertinggi kedua sejak 1985 sebesar 0,5 persen.
"Harga beras naik. Tapi Februari justru kita deflasi. Sebabnya masih dari faktor turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) pada 19 Januari menjadi Rp 6.000," kata Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo dalam konferensi pers di Jakarta, senin (2/3).
Dia mengatakan, deflasi juga terjadi pada harga cabai yang masih relatif murah. Meski angkutan udara naik karena imlek, namun angkutan kota menurun. “Jadi ini yang menyebabkan deflasi meskipun harga beras naik tajam,” ujar Sasmito.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan memiliki sebesar 1,47 persen.
"Yang mengalami penurunan harga pada Februari 2015 yaitu cabai merah, bensin, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras. Untuk cabai merah faktornya karena distribusi lancar dan sedang masa panen," ujar Sasmito.
Deflasi terjadi di 82 kota indeks harga konsumen (IHK), yakni 70 kota deflasi dan 12 kota inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Bukit Tinggi mencapai -2,35 persen, sedangkan terendah terjadi di Jayapura -0,04 persen. "Inflasi tertinggi di Tual sebesar 3,20 persen karena harga ikan naik. Padahal ini daerah kepulauan," ujar Sasmito.
Sementara itu, untuk inflasi inti mencapai 0,34 persen dan inflasi inti tahun ke tahun masih bertahan mencapai 4,96 persen.
No comments:
Post a Comment