SEMBOYAN

{ KEMANDIRIAN, PENGETAHUAN, KERJA KERAS, OPTIMISTIS, AKUNTABEL & PROFESIONAL }

Wednesday, February 18, 2015

Ekonomi: Transaksi Berjalan Diprediksi di Kisaran 2,5 Sampai 2,8% (current account deficit/CAD) tahun 2015.

CNG.online: - Jakarta Defisit neraca transaksi berjalan diprediksi akan berada pada kisaran 2,5 persen hingga 2,8 persen dari produksi domestik bruto (PDB) sebesar Rp 10.000 triliun, atau lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia sebesar 3,1 persen.

Hal itu disampaikan Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto, hari ini.

Ia menyatakan, dalam sepuluh bulan ke depan, current account deficit bisa mencapai 2,5 persen hingga 2,8 persen dari PDB. Dengan catatan dibarengi disiplin dari pemerintah pada penggunaan dana APBNP 2015 serta konsistensi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter.

"Defisit transaksi berjalan 2015 yang diperkirakan BI sebesar 3,1 persen, karena bank sentral memperhitungkan pula andil dari impor barang modal diprediksi meningkat," katanya Rabu (18/2).

Lebih lanjut, meski defisit transaksi berjalan diprediksi membesar hingga 3,1 persen, namun hal itu terbilang positif jika pelebaran defisitnya dipengaruhi oleh impor barang modal. Apalagi dalam tiga sampai lima tahun ke depan, fundamental ekonomi akan membaik seiring tren pemerintah membelanjakan dana belanja di APBNP 2015 ke sektor-sektor produktif. "Koordinasi moneter dan fiskal yang mengarah pada perbaikan ekonomi diyakini akan semakin memperkuat fundamental ekonomi domestik," tambahnya.

Pada kuartal-IV lalu, neraca berjalan tercatat sebesar US$ 6,1 miliar setara 2,8 persen PDB, sehingga CAD tahun 2014 menyempit menjadi US$ 26,2 miliar setara 2,95 persen PDB, berbanding tahun 2013 sebesar 3,3 persen PDB. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan realisasi APBNP 2015 untuk proses tender termasuk lelang elektronik (e-procurement) belanja barang saat ini sudah bisa dimulai sembari menyelesaikan DIPA untuk tambahan anggaran.

"Semoga belanja barang oleh pemerintah di sektor produktif (infrastruktur) bisa menjadi extra effort untuk memacu perbaikan cad dan pertumbuhan ekonomi 5,5 persen tahun ini, mengingat kontribusi sektor konsumsi terhadap pertumbuhan sudah mentok di 4,6 persen," katanya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sementara Itu Aspek TIK Dukung Sektor Ekonomi Kreatif. CNG.online: - Jakarta Komisaris Hyve, Ilham Habibie, mengatakan seluruh bagian ekonomi kreatif memiliki unsur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

"Aspek TIK bantu ekonomi kreatif. Misalnya seperti gejala crowdfunding yang melibatkan kontribusi orang di internet untuk pendanaan," kata Habibie, di Jakarta, Selasa (17/2).

Ekonomi kreatif, Habibie mengatakan, menopang tujuh persen dari keseluruhan ekonomi kita. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dari berbagai hal.

"Pertama, dibantu dari segi pemasaran, pendanaan, kapasitas manajemen. Apalagi kebanyakan pelaku usaha ekonomi kreatif itu di usaha kecil menengah (UMKM)," jelas Habibie.

Selain ekonomi kreatif, Habibie mengatakan, Indonesia perlu memperkuat mendorong dan perkembangan ekonomi di bidang manufaktur. Bidang manufaktur tersebut tentunya memerlukan sejumlah penelitian.

Ia menyayangkan, saat ini, masih kurangnya dana yang dikeluarkan mengeluarkan dana di bidang penelitian. "Harusnya indonesia mengeluarkan dana 1 persen dari PDB. Saat ini, pengeluaran untuk penelitian masih 0,77 persen. Angka ini masih jauh dari negara maju yang mengeluarkan dana 2 persen dari PDB untuk penelitian," jelas Habibie.

Ia berharap, nantinya pemerintah dapat lebih memperhatikan sektor penelitian agar perekonomian tidak hanya bertumpu pada sektor konsumsi.

No comments:

Post a Comment